Pemimpin? Angkat Tangan!

“Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.” – Keluaran 17:11

Pemimpin, di organisasi manapun, memiliki peran strategis yang menuntutnya lebih dari pada yang dipimpinnya. Seorang pemimpin adalah orang yang selalu membangkitkan harapan orang-orang yang dipimpinnya. Dia harus mampu mengarahkan pengikutnya untuk semakin mendekati visi yang disepakati bersama.

Namun, pemimpin tetaplah manusia yang memiliki kelemahan dan keterbatasan. Ketika organisasi yang dipimpinnya menjadi semakin maju dan berkembang, sesungguhnya beban yang diemban pemimpin juga bertambah berat. Cobaan untuk tinggi hati dan berpuas diri pun mengintai para pemimpin ini.

Musa, yang Tuhan pilih untuk membebaskan orang Israel dari penjajahan Mesir, pun mengalami hal serupa. Visi Ilahi yang didapatnya membawanya untuk hanya mengandalkan Tuhan, tidak mengandalkan kekuatannya sendiri. Seringkali kita lebih mengandalkan manusia daripada Tuhan, padahal tanpa penyertaan-Nya rancangan kita hampir pasti kegagalannya!

Saat saya merenungkan kutipan singkat di atas, saya belajar bahwa setiap pemimpin (termasuk diri kita sendiri) perlu mengangkat tangan yang berarti tidak mengandalkan diri sendiri, namun meminta pertolongan Tuhan. Bukan berarti kita diam dan menjadi malas, namun kita mengerti bahwa keberhasilan kita adalah karena pertolongan Tuhan. Kita turun tangan, Tuhan angkat tangan. Kita angkat tangan, Tuhan akan turun tangan!