Kota Kupang dikenal dengan cuacanya yang panas, namun di saat musim penghujan ketika beta sampai di Kupang cuaca terasa sejuk seperti di Bandung. Bahkan hujan sering turun, membuat cucian sulit kering. Di Kota Kupang ini, banyak wilayah yang diawali dengan “Oe” seperti Oesapa, Oeba, OeBufu, Oepura, OeBobo, dsb yang dikarenakan adanya sungai sebagai batas alam. Hal ini mirip sekali dengan awalan “Ci” di Jawa Barat seperti Cihideung, Cibadak, Ciateul, dsb.
Kota Kupang termasuk kota yang maju, sekalipun masih jauh jika dibandingkan dengan ibukota di Pulau Jawa. Internet yang telah menjadi kebutuhan sebagian besar manusia saat ini pun masih menjadi sesuatu yang mahal didapat di Kupang ini. Provider SimCard yang sinyalnya cukup baik hanya Telkomsel, Indosat, dan XL. Sementara penyedia layanan telkom lainnya baru akan masuk ke kota ini. Solusi lainnya adalah internet dari Telkomnet Speedy yang harganya relatif mahal bagi orang sini jika digunakan untuk kebutuhan pribadi. Namun, warnet di Kupang kebanyakan menggunakan layanan Speedy ini.
Hal lain yang menarik perhatian adalah bentuk jalan di kota Kupang, khususnya di persimpangan. Dalam istilah saya, banyak bundaran di kota Kupang ini. Selain itu jalannya juga banyak tanjakan dan turunan, hal ini tampaknya disebabkan oleh bentuk geografis Kupang yang landai di bagian pantai dan cukup tinggi di tengah-tengah. Simbol kota Kupang juga cukup menarik perhatian, yaitu burung merpati di atas tangan yang terbuka, melambangkan perdamaian.
Di Kupang, pasar induknya terletak di Oeba. Pagi-pagi pukul 5 pasar Oeba ini sudah ramai dengan aktivitas jual-belinya. Ada juga pasar ikan di Oeba ini, apalagi melihat lokasinya yang bersebelahan dengan pantai maka kesegaran ikannya dapat terjamin. Pemandangan pasar terapung di Oeba ini juga menarik, karena hanya dimiliki oleh wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengan pantai atau memiliki banyak sungai.
Gedung-gedung pemerintahan di Kupang juga tertata dengan cukup rapi, karena hampir semuanya terletak di satu kawasan khusus. Apakah kondisi ini dapat memutus rantai birokrasi yang tak perlu? Beta belum mengetahui jawabannya.
Pendidikan di Kupang masih tergolong yang terbelakang jika dibandingkan daerah lain di Indonesia. Walaupun demikian, sudah ada beberapa unviersitas yang besar dan ternama di Kupang ini, misalnya Undana. Wilayah kampus ini sangat luas, namun alangkah baiknya kualitas pendidikan di dalamnya juga terus ditingkatkan.
Beberapa kekayaan alam NTT diantaranya seperti pasir putih, kayu cendana, atau kenari. Sedihnya, beberapa komoditas rupanya mengalami kelangkaan sehingga harganya menjadi sangat mahal. Contohnya,minyak dari kayu cendana dalam botol kecil sekitar 10 ml dihargai ratusan ribu rupiah. Kenari pun tidak lagi melimpah ruah di Alor, si Nusa Kenari. Wai, pemerintah NTT, ayo maksimalkan potensi NTT lebih lagi! Jika kekayaan alam terbatas, maka maksimalkanlah sektor-sektor lainnya. Misalnya saja dari sektor kebudayaan dan pariwisata, sasando dari NTT mungkin bisa menjadi pilihan juga!