Setiap mahasiswa S1 pasti menghadapi masa menantang untuk menyelesaikan tugas akhirnya yang menjadi prasyarat kelulusan sebagai sarjana. Pemilihan topik tugas akhir merupakan tantangan tersendiri karena selama setahun topik itu akan memenuhi ruang pikirnya. Cerita singkat mengenai isi tugas akhir saya telah saya tuliskan sebelumnya.
Setelah pulang dari pertukaran pelajar, saya merasa bahwa topik yang telah saya kerjakan selama lebih kurang setengah tahun belum mumpuni untuk dijadikan sebagai tugas akhir. Namun, saya bertekad bahwa apa yang telah saya kerjakan dan pelajari selama pertukaran pelajar, mengenai cara komputer dapat mengenali manusia, harus bermanfaat untuk tugas akhir saya. .
Hal ini yang melandasi mengapa tugas akhir saya berkesan science-fiction, yaitu mengenai cara komputer untuk mengenali gerakan manusia. Gagasannya adalah di masa depan interaksi komputer dan manusia akan jauh lebih canggih dari saat ini, dapat saling mengerti dengan interaksi secara natural.
Ternyata tidak mudah mencapai tujuan tugas akhir saya. Saya tidak menemukan teknik yang cukup mudah untuk dilakukan seorang mahasiswa pra-sarjana dari berbagai sumber publikasi dan jurnal yang saya baca. Pernah sekali, saya hampir menangis di belakang kampus setelah kelelahan mencari bahan untuk tugas akhir ini dan nihil. Kekhawatiran memuncak : bagaimana jika saya tidak dapat menyelesaikan topik ini? Haruskah saya mengulang proposal tugas akhir saya?
Saat itu dalam kelemahan, saya berdoa sepenuh hati meminta pertolongan Tuhan. Beberapa hari setelahnya, saya menemukan metode yang tepat untuk topik saya dan masih dapat saya pahami cara mengimplementasikannya. Kelegaan yang besar meliputi saya saat itu!
Kebetulan, saat itu juga akan diadakan ICEEI, konferensi berskala internasional yang diprakarsai salah satunya oleh ITB, kampus saya. Karena masih terpengaruh gaya mahasiswa Jepang yang memiliki target publikasi untuk penelitian mereka, saya mendaftarkan diri, Namun, ternyata saya tidak sempat menyelesaikan batas minimum penelitian untuk dapat menjadi karya ilmiah (paper) pada akhir batas pengiriman karya. Saya hampir putus asa dan hendak membatalkan niat saya, namun ternyata masa pengiriman diperpanjang dan saya dapat menyertakan karya saya.
Karya saya dinyatakan lolos untuk ditampilkan dalam bentuk poster. Ada dua jenis yaitu oral dan poster, namun untuk yang jenis oral terbatas jumlahnya. Bagaimanapun saya bersyukur setidaknya karya saya masuk ke dalam jurnal penelitian ini. Tiba-tiba, H-3 , saya diberitahu bahwa karya saya akan ditampilkan di bagian oral. Senang sekaligus deg-degan karena harus mempersiapkan presentasi berbahasa Inggris. Sedih juga karena, poster yang telah saya desain dan cetak sebelumnya menjadi tidak terpakai.
Konferensi selesai, saya mendapatkan kesempatan berkenalan dengan profesor dan mahasiswa pascasarjana dari berbagai negara dan saya sangat menikmati kesempatan itu. Selain itu, ternyata paper yang saya masukkan diindex oleh jurnal IEEI, berstandar internasional. Sungguh suatu kejutan! Adanya insentif bagi peserta konferensi plus pembebasan biaya konferensi bagi mahasiswa ITB merupakan berkah tambahan lainnya.
Namun masih ada badai selanjutnya, seminar tahap kedua dan sidang yang saya harapkan sebelum oktober kandas. Alasannya ada mata kuliah yang harus saya ambil karena mata kuliah yang saya ambil sebelumnya tidak memenuhi prasyarat mata kuliah wajib ITB. Alhasil saya menambah masa kuliah 1 semester, mengikuti kelas dengan adik angkatan, membayar uang kuliah tambahan, selain munculnya rasa jenuh dan malas untuk masih berkutat dengan topik tugas akhir saya.
Kisah bagaimana saya melewati semester tambahan ini layaknya mendapatkan tulisan tersendiri. Singkat cerita, waktu berlalu dan saya menyelesaikan seluruh kredit mata kuliah untuk mengikuti sidang sarjana. Di periode itu pun, setelah mengalami teguran terkait disiplin diri, saya akhirnya berhasil menyelesaikan penelitian untuk tugas akhir ini.
Di bulan Januari, tugas akhir saya beserta laporannya selesai, sementara masa sidang baru akan dimulai bulan Februari. Masa senggang tersebut saya manfaatkan untuk berlibur ke Kupang dan telah saya buatkan beberapa tulisan khusus untuknya. Bulan Februari pun tiba dan saya menjadi peserta yang paling awal mengajukan sidang. Puji Tuhan bahwa sidang yang saya alami berlangsung lancar, berterima kasih pada dosen-dosen penguji yang sekalipun isunya killer telah berbaik hati pada saya.
Saya sangat bersyukur menguatkan tekad untuk ikut dalam konferensi ICEEI tahun sebelumnya, karena paper dan poster yang menjadi prasyarat kelulusan telah saya persiapkan sebelumnya, hanya butuh perubahan minor. Kejutan selanjutnya yang Tuhan berikan adalah diadakannya kompetisi poster dan presentasi tugas akhir, sebagai yang pertama. Ternyata saya berhasil menjadi peserta terbaik dari teknik informatika, padahal saya tidak yakin karena karya rekan-rekan semuanya luar biasa.
Setelah saya renungkan, seluruh upaya saya dalam mengerjakan tugas akhir ini tidak ada yang sia-sia dan saya melihat sidik jari Sang Agung sepanjang prosesnya. Selamat menunaikan ibadah tugas akhir bagi yang akan atau sedang menjalaninya! Mari menikmati penyertaan-Nya!