Tidak semua polisi beringas ataupun bersikap tak ramah. Contohnya keramahan polisi di NTT khususnya yang kami jumpai di perbatasan Indonesia dan Timor Leste di Mota’ain, Atambua. Beta akan kisahkan ceritanya dibawah ini.
Setelah malam sebelumnya kami beristirahat di Hotel Liurai, Atambua, kami naik bemo pagi jam 8 ke perbatasan Timor Leste. Perjalanan ini ditempuh hanya dalam waktu sekitar 1 jam. Jarak yang ditempuh sebenarnya tidaklah terlalu jauh, namun medan perjalanan cukup menantang, terjal dan berbatu-batu.
Setelah turun dari bemo, tempat pertama yang kami lihat adalah pos polisi. Ada sekitar 5 orang berjaga di pos depan. Kami sampaikan tujuan kedatangan kami untuk foto-foto saja di perbatasan. Awalnya mereka heran juga, 2 anak muda, bukan dari instansi mana-mana, dan datang hanya untuk berfoto. Namun, kami ditunjukkan juga arah menuju ke pos perbatasan untuk melapor kembali. Kami hanya perlu melapor singkat tujuan kedatangan kami dan kami dapat berfoto di perbatasan hanya tidak boleh melewati garis kuning yang merupakan batas kedua negara.
Sayangnya, di balik garis kuning itu sebetulnya masih banyak yang dapat dilihat, namun kami tak berani melanggar, siapa tahu tembak langsung di tempat. Misi hidup belum selesai bos! Setelah berfoto sekitar 15 menit, kami sudah kembali ke pos depan dan harus menunggu bemo selanjutnya sekitar pukul 12 siang untuk kembali ke Atambua, padahal saat itu baru pukul 09.30. Untungnya polisi di sana tahu bahwa kami belum puas berfoto dan bemo yang kami tunggu pun masih lama tiba, akhirnya kami diajak untuk masuk melewati perbatasan dengan penjagaan polisi, yang malah menjadi sangat menyenangkan karena pak polisi mengantar dengan motor bahkan bersedia mengambilkan foto untuk kami.
Setelahnya kami masih sempat berbincang bersama sambil menunggu bemo, dan dari situ juga beta tahu bahwa Pak SBY pernah ditempatkan di pos penjagaan yang sama ketika Timor Leste masih menjadi bagian dari NKRI.
Kisah ini saya tutup dengan kesimpulan bahwa Polisi di NTT, yang (maaf kata) bertampang agak sangar, ternyata baik sekali. Mendengar komentar saya, ada pak polisi yang menimpali bahwa kalau ada pendatang datang dengan ramah pasti ditolong, sebaliknya kalau datang dengan tampang masam atau bertindak laku aneh-aneh habislah sudah pendatang itu.
Semoga Pak Polisi di perbatasan tersenyum membaca catatan ini. Terima kasih Pak, selamat bertugas!